Ada beberapa penelitian terhadap gangguan Psikosomatik , antara lain di RSCM, mengenai hubungan antara gejala ansietas , depresi dengan angka kesakitan pada kelainan dyspepsia, dengan hasil sebagai berikut: angka kejadian ansietas, dan depresi pada pasien dyspepsia non ulkus (dyspepsia non tukak lambung) dari penelitian Harsal A tahun 1991 di RSCM ditemukan angka 80 % ansietas 57,7 % depresi dan 51,9 % ansietas-depresi pada 52 pasien yang dyspepsia non ulkus . Penelitian menunjukan bahwa terjadinya ansietasm dan depresi pada pasien dispesia non ulkus di RSCM adalah hal yang berhubungan erat dengan masalah anak (30%), hubungan antar manusia (27%), persoalan suami/istri dalam perkawinan (23%) dan masalah dalam pekerjaan (21%). (Mujaddid, 2001:706)
Sedangkan penelitian yang lain adalah melihat korelasi antara Sholat tahajud dan pengaruhnya dalam meningkatkan imunitas tubuh atau kekebalan tubuh , penelitian diarahkan secara empiris yaitu dengan pemeriksaan Kortisol sebelum sholat tahajud dilaksanakan dan setelah sholat tahajud dilaksanakan setelah 2 bulan, bagaimana pengaruhnya terhadap penurunan hormone stress yaitu kortisol, penelitian ini dilaksanakan oleh Moh Sholeh untuk mendapatkan gelar doctor (2006 :189). Menurutnya salat tahajud dapat digunakan sebagai alternatif untuk memperbaiki respons emosional positif dan mengefektifkan coping, dapat memperbaiki daya tahan tubuh imunologik dan menghilangkan nyeri penyakit kanker, dan hormon kortisol dipakai sebagai indikator keiklasan.
Dr. Muhammad Munib dan kawan-kawan dari Turki juga melakukan sebuah penelitian terhadap seratus responden muslim, Sampel darah mereka diambil sebelum dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan pengukuran terhadap kandungan protein , total lemak (total lipid), lemak fosfat, asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah, tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara lain bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya aseton dalam urin, baik dalam awal maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan , kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan zat-zat keton yang berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa islam, Dengan keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat (Ash-Shawi .2006:85-86)
Penelitian tentang doa dan zikir telah banyak dilakukan antara lain menurut Hawari:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Comstock , GW dan kawan-kawan (1972) seperti yang termuat dalam Journa of Chronic Diseases, menyatakan bahwa bagi mereka yang melakukan kegiatan keagamaan secara teratur disertai doa dan zikir , ternyata risiko kematiannya akibat jantung koroner lebih rendah 50 %, sementara kematian akibat emphisema (paru-paru ) lebih rendah 56 % , kematian akibat penyakit hati (cirrhosis hepatis) lebih rendah 74 % dan kematian akibat bunuh diri lebih rendah 53 %.
2. Penelitian yang dilakukan ilmuwan Larson dan kawan-kawan (1989) terhadap pasien dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi dibandingkan dengan kelompok (bukan pasien hipertensi), diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok kotrol lebih baik dan dikemukakan bahwa kegiatan agama seperti doa, zikir mencegah seseorang dari hipertensi.
3. Penelitian Levin dan Vanderpool (1989) demikian pula terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah , bahwa kegiatan agama akan memperkecil risiko menderita penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
Dari beberapa hasil penelitian yang ada belum ada yang memberi perhatian khusus menyelidiki secara simultan terhadap pengaruh motivasi beribadah yang terdiri dari sholat, zikir shodaqoh , haji, puasa secara bersama-sama yang kemudian dicari hubungannya terhadap pengaruh psikis seseorang. Karena penelitian yang ada sifatnya lebih secara empiris , melihat angka kejadian ancietas terhadap terjadinya penyakit kelainan pada saluran percernaan yaitu dyspepsia, atau penelitian empirik puasa dengan kadar kandungan protein , lemak , glukosa darah. Yang sebagian besar mengarah kepada keadaan fisik seseorang.
Karenanya penulis berkeinginan melaksanakan penelitian lebih mendalam untuk mencari hubungan antara motivasi beribadah dan penanggulangan stress terhadap pencegahan terhadap gangguan psikosomatik.
a. motivasi beribadah mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Attention, perhatian terhadap ibadah, bagaimana frekwensinya, persistensinya, apa
kandungan maknaannya, bagaimana adakah perhatiaannya terhadap ibadah .
2. Relevansinya, motivasi ibadahnya dengan kebutuhannya, apakah ibadah dapat
memenuhi kebutuhan rohani, jasmani, spiritual, bagaimana manfaatnya secara
pribadi atau terhadap orang lain.
3. Confidence. Kepercayaan bahwa ibadah yang dilakukannya dapat meningkatkan
percaya diri, bahwa ia mampu menjalani kehidupan ini, mengatasi masalah dan
tekanan.
4. Satisfaction (kepuasan), Motivasi ibadah dapat memberikan kepuasan, kepada
seseorang karena ia dapat memjadi sehat, jasmani, rohani dan akal
No comments:
Post a Comment